Jumat, 05 Desember 2008

Lelucon Wartawan di Pernikahan Anak Sri Sultan (part 2)

By Made Teddy Artiana, S. Kom
Photographer & Writer


Dalam situasi seperti sekarang susah membedakan mana abdi dalem keraton mana wartawan dan fotografer. Tetapi tetap ada bedanya dong…Kami bawa kamera dan tanda pengenal..kallo abdi keraton bawa sajen..hi..hi..hi

Tapi, berkeliaran motret pengantin dengan berbelangkon, mengenakan kamben, berbaju ala abdi dalem, tanpa alas kaki alias “nyeker”, berkalung tanda pengenal khusus dan berjongkok-jongkok di antara para pengawal keraton dan ketatnya aturan keraton Jogjakarta tentunya merupakan cerita yang tidak biasa...Jujur pemotretan kali ini..aku merasa lebih sebagai abdi dalem ketimbang seorang berfrofesi sebagai fotografer. Tapi..entah mengapa aku sangat menikmatinya. Mungkin karena keraton Jogja adalah termasuk lokasi favorit ku. Setiap ada sessi pemotretan prewedding disini, aku akan selalu menyempatkan diri untuk ‘sowan’ dan ‘hunting’ kekeraton.

Waktu itu sedang diadakan prosesi tantingan. Sri Sultan menanyakan kembali niat/keseriusan putrinya untuk berumah tangga, kira-kira begitu artinya. Aku dan beberapa rekan dari majalan ibu kota sudah menunggu-nunggu sejak tadi. Akhirnya prosesi itu dimulai. Uniknya kami dilarang mendekat. Jarak antara kami dan prosesi itu kira-kira 20-25 meter, cukup jauh. Untunglah aku sudah menyiapkan lensa tele kesayanganku. Amaaaaaan.

Sedang asyik motret, tiba-tiba seorang teman yang dikirm oleh sebuah majalah wanita terkenal di Jakarta, terdengar ngedumel nggak karuan.

“Kenapa Mas ?”, tanya seorang wartawan TV Swasta kepadanya.
“Aku lupa bawa lensa tele…waduuh nggak boleh deket lagi…guawaaat ini..aku bisa diomelin nih..”, jawabnya.
“Kallo mau bisa kia kasih kok”, jawabku menawarkan bantuan,”santai aja Mas”.

Dia malah nyengir jahil. Kami semua mengerutkan dahi.

“Kok nyengir..?”, tanya seseorang yang lain.
“Orang Jawa itu ya begini Mas….”, jawabnya,”segala situasi…masih bersyukur…untungggg..saja”
“maksudnya”, kejarku tak sabar
“Gini lho Mas…untung Gusti Nurkamnari itu besar(maksudnya gemuk), jadi tanpa telepunmasih dapat terlihat”, sahutnya kalem.

Karuan jawaban konyol ini membuat kami cekikikan ramai-ramai.
Dasar wartawan...ada aja..bahannya…!

***

Tidak ada komentar: