Sabtu, 06 Desember 2008

He..he..he..Satu Sama, Buat Pak Djody

by Made Teddy Artiana “THE CAMPUHAN”


Kami tiba didepan rumah yang lebih mirip sebuah museum. Gila nih rumah pikirku. Seorang crew yang ku bawa segera turun dari mobil, dan memencet bel. Akupun segera mengikutinya dari belakang. Pagar tinggi dan berat itu pun bergeser perlahan. Dua orang berseragam perlahan tampak. Seorang dari mereka, yang berambut cepak, segera menghampiri kami. Wah bener nih nyasar, pikirku. Walaupun begitu, aku masih mencoba menanyakan alamat yang kami tuju dan menerangkan maksud kedatangan kami padanya.

“Iya benar..disini alamat tersebut”, jawabnya ramah.
“Tapi Pak, rumahnya kok aneh ya ?Rumah atau museum ?”, tanyaku asal jeplak.
Si Bapak Cuma tersenyum, “Silakan masuk Pak Djody sudah menunggu”, jawabnya

Kami mengangguk, kemudian segera naik ke mobil. Sementara pintu gerbang sudah terbuka lebar. Rupanya ada sekitar 5-6 orang berseragam dibalik gerbang itu. Weleh-weleh… ada gerbang lagi…didepan sana, dan dua patung macam besar sedang jongkok didepannya.

Tiba-tiba aku teringat sesuatu, Eh tunggu..kok Pak Djody..jangan-jangan salah nih. Segera aku turun kembali..dan menghampiri Bapak tadi.

“Lho kok nggak jadi masuk ?”, tanyanya sambil mengerutkan kening
“Pak..kok bisa Pak Djody..saya itu nyari Dewi(bukan nama sebenarnya)”, jawabku," Nah Dewi itu akan bertungan hari ini Pak, kebetulan Dewi meng-hire saya sebagai photographer-nya"
“Iya…iya..masuk aja Mas…Bapak Djody sudah nunggu..”, jawabnya sambil memegang bahuku.
“Tapi Pak..ayah client saya yang namanya Dewi itu sudah meninggal..Nah Pak Djody itu siapa yah..? Apa ini rumah cowoknya ? Masak iya tunangan di rumah cowoknya..?”, kejarku lagi.

Si Bapak tertawa..sementara aku makin kusut nggak mengerti.

“Mas ini photographernya khan ? Anda nggak salah alamat. Rumah yang Mas bilang "aneh" ini rumahnya Pak Djody, Setiawan Djody. Nah Non Dewi itu keponakan beliau. Acara tunangan akan dimulai pukul 18.00 WIB di ruang pertemuan. Bagaimana ? Ada yang belum jelas ??”, jawabnya sambil tersenyum.

"APPAAAAAAA???!!!!", mata kami bertiga pun melotot selebar-lebarnya.
"Ahh yang bener Pak", timpalku masih tidak percaya.
"Iya bener..buat apa saya bohong"
"Ini rumah Setiawan Djody ???", tanyaku ulang.
Si Bapak menggangguk.
"Setiawan Djody yang konglomerat ????"
"Iyaaaa..ada berapa sih Setiawan Djody di Indonesia"
"Becanda kali Pak..??"
"Begini aja..kalian maumau masuk atau tidak ?"
Terlihat jelas Si Bapak mulai tampak kesal.
"Eh..ya..iya..aduh maaf ya Pak..kita masuk kok..oke Bosss..kita masuk..", jawabku sambil nyengir, masih antara sadar dan tidak.
GILAA !!! Ini rumah Setiawan Djody !! S-e-t-i-a-w-a-n D-j-o-d-y lhoooo!!! Dewi kok nggak pernah cerita yah..dia ponakannya konglomerat…geblek….!!! Ngerjain nih…pikirku. Benar-benar kejutan buat kami. Tidak pernah terbayang bahwa sore ini kami sudah ditunggu oleh Pak Djody karena ponakannya akan bertunangan. Mimpi apa nih ???!!!

Sejenak kami bertiga saling berpandangan...masih nggak percaya. Tanpa ba..bi..bu..mobil langsung kami masukkan dan segera sesudah itu…Suzuki APV milikku tampak ‘culun’ di deretan mobil-mobil mewah milik Pak Djody. Yah Setiawan Djody gitu lohhhhh..bathinku dalam hati.

Berdebar-debar juga hati kami masuk kerumah beliau..
wah.. luas bangettt... ck..ck.ck..Kira-kira seperti Kabayan yang datang ke ibukota, nah seperti itu tuh noraknya kami memasuki rumahnya Setiawan Djody.
Pendek kata.. acarapun dimulai. Rombonganpun mulai berdatangan, mula-mula Dewi dan keluarga, kemudian keluarga pria. Lucunya, diantara keluarga pria, rupanya hadir Pak Harto versi Republik Mimpi..yang mirip banget sama aslinya (alm) Presiden Soeharto. Rupanya beliau adalah salah satu Pak De dari calon pria. Unik juga pikirku.

Sementara kami semua telah bersiap di ruang pertemuan itu. Ruangan yang kental aroma seninya. Lukisan-lukisan besar terpampang didindingnya yang kasar. Ruangan inipun mirip museum purbakala. Seekor singa yang diawetkan menghiasi salah satu sudut ruangan menambah kesan unik ruangan ini. Pak Harto Republik mimpi yang jadi pusat perhatian tampak tersenyum-senyum sedari tadi. Asli mirip banget…ha..ha.ha..

Dan yang ditunggu-tunggu pun datanglah, yang punya rumah….Mereka semua berdiri menyambut Pak Djody. Wah…ini dia nih..baru kali ini bisa mendekat sedekat ini pikirku. Sambil mengabadikan setiap momen dengan kamera ditanganku. Mataku tidak pernah lepas dari sosok Pak Djody..aku memperhatikan gerak-gerik beliau. Ohh ini toh konglomerat plus seniman itu. Simpatik juga.

Pak Djody tampak senyum-senyum..menyalami beberapa orang, kemudian mengambil tempat duduk persis di depan patung singa itu. Konglomerat dengan latar belakang Singa Afrika. Sejenak beliau duduk diam sambil mempertahankan senyuman dibibirnya. Perlahan-lahan beliau mulai mengamati para tamu yang hadir, sambil sesekali memberi anggukan plus senyuman selamat datang. Satu..persatu..tetapi persis ketika tatapan beliau tiba di sosok Pak Harto, Pak Djody tampak terkejut. Beliau menoleh lagi -maklum tokoh Pak Harto memang terkenal dekat dengan beliau, apalagi saat itu Pak Harto tengah berada di Rumah Sakit karena komplikasi yang diderita bertambah parah- ekspresi beliau begitu jelas menunjukkan keterjutan itu. Sampai-sampai matanya terbelalak, serta badannya agak berguncang sedikit. Beberapa saat beliau terperangah, matanya berkedip beberapa saat, seolah memastikan ini khayalan atau apa.
Aku yang kebetulan memperhatikan hal itu sempat geli sendiri, hampir saja aku tidak dapat menahan tawaku. Kayaknya Si Boss kaget nih, pikirku. Untunglah kejadian itu tidak berlarut-larut, seseorang kerabat dekat, yang kebetulan duduk di sebelah Pak Djody -yang tampaknya juga memperhatian hal itu- segera berkomentar.

“Pak Harto abal-abal itu Mas…”
“Walaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhh..kaget aku”, jawab Pak Djody dengan wajah memerah, sambil menepuk pahanya.
Reaksi ini mengundang tawa hadirin, termasuk Pak Harto abal-abal. Entah karena malu atau geli sendiri, Pak Djody mengambil mikrophone, lalu segera berucap.
“Pak maaf saya belum sempat nengok Bapak..saya mohon maaf ya Pak…”

Dan seluruh ruanganpun pecah oleh gemuruh tawa.
Ternyata bukan cuman aku yang menerima kejutan hari itu…Pak Djody ternyata kaget juga yah ketemu Pak Harto :-)
***






Tidak ada komentar: